Rabu, 18 November 2009

Sistem bahan bakar

pada akhir kompresi, campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder dinyalakan oleh percikan api dari busi, pembakarannya dimulai disekitar busi,
makin banyak yang terbakar, makin banyak panas yang terbentuk, tekanan dan suhu juga naik.

kenaikan suhu dari bagian campuran yang belum dicapai oleh nyala atau permukaan api,
pada suatu saat dapat mencapai keadaan keritis sehingga dapat terbakar sendiri, batas ini disebut titik nyala. terbakarnya bagian-bagianyang belum terbakar atau dikenai oleh api,
berlangsungnya sangat cepat dan menyebabkan kenaikan tekanan yang sangat tinggi, peristiwa pembakaran yang demikian itu disebut "detonasi".

bensin yang cenderung ke arah sifat heptana normal dikatakan bernilai oktan rendah(angka oktan rendah) karena mudah berdetonasi, sebaliknya bahan bakaryang lebih cenderung kearah sifat iso oktana(lebih sukar berdetonasi)

dikatakan bernilai oktan tinggi atau angka oktan tinggi, misalnya suatu bensin dengan angka oktan 90 akan lebih sukan berdetonasi dari pada bensin dengan angka oktan 70.


jadi kecenderungan bensin untuk berdetonasi dinilai dari angka oktannya, iso aktana murni diberi indek

untuk mengerem kecenderungan detonasi maka ke dalam bensin dimasukkan zat kimia, yang paling populer ialah "tetra ethyhl lead atau disingkat tel".

dengan memberikan zat tel sedikit saja, kecenderungan bensin untuk berdetonasi
menjadi sangat berkurang,

pengaruh zat ini terhadap angka oktan bensin tergantung pada susunan kimia bensinnya.

detonasi dapat merusak bagian-bagian motor terutama;


a) torak
b) batang penggerak
c) bantalan-bantalan
d) pena,engkol

0 komentar:

Posting Komentar